Pemilihan Umum (Pemilu) menjadi momen penting bagi rakyat Indonesia untuk menentukan pemimpin negara selama lima tahun ke depan. Namun, tidak hanya masalah politik dan ekonomi yang menjadi sorotan dalam Pemilu kali ini. Isu-isu lingkungan juga semakin mendapat perhatian dari calon presiden dan masyarakat.
Salah satu isu lingkungan yang menjadi perhatian adalah masalah deforestasi dan kerusakan hutan. Menurut data dari Global Forest Watch, Indonesia kehilangan sekitar 24 juta hektar hutan selama dua dekade terakhir. Hal ini menjadi perhatian serius bagi calon presiden, termasuk Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Joko Widodo, calon petahana yang juga dikenal dengan Jokowi, telah menanggapi isu lingkungan dengan memberlakukan moratorium perusahaan yang melakukan penebangan liar. Menurutnya, “Kita harus menjaga hutan kita agar tidak semakin menyusut. Hutan adalah paru-paru dunia dan penting bagi keberlangsungan hidup manusia.”
Sementara itu, Prabowo Subianto juga menanggapi isu lingkungan dengan menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam. Menurutnya, “Kita harus memiliki kebijakan yang berpihak pada lingkungan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah di masa depan.”
Menurut Direktur Eksekutif Walhi, Nur Hidayati, isu lingkungan perlu mendapat perhatian serius dari calon presiden. “Kedua calon presiden perlu memiliki visi jangka panjang dalam menjaga lingkungan agar tidak terjadi bencana alam yang lebih parah di masa depan,” ujarnya.
Dengan begitu, Pemilu kali ini menjadi momentum bagi calon presiden untuk menunjukkan komitmen mereka dalam menjaga lingkungan. Rakyat Indonesia pun diharapkan dapat memilih pemimpin yang peduli terhadap kelestarian alam demi masa depan yang lebih baik.