Demokrasi berbasis pemilu adalah fondasi kebangkitan bangsa yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Pemilu merupakan salah satu mekanisme utama dalam sistem demokrasi yang memungkinkan rakyat untuk memilih pemimpin mereka dan menentukan arah negara. Dalam konteks Indonesia, pemilu telah menjadi pilar utama dalam membangun demokrasi yang kuat dan stabil.
Sejak reformasi tahun 1998, Indonesia telah menggelar beberapa pemilu yang diakui secara internasional sebagai proses demokratis yang transparan dan adil. Pemilu-pemilu tersebut telah memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk menentukan nasib negara mereka melalui pemilihan umum yang bebas dan adil.
Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, demokrasi berbasis pemilu adalah sebuah inovasi politik yang memungkinkan partisipasi politik rakyat secara langsung. Dalam sebuah wawancara, beliau menyatakan bahwa “pemilu adalah jantung demokrasi. Tanpa pemilu yang bersih dan adil, tidak mungkin bagi sebuah negara untuk mencapai kemajuan demokratis.”
Pentingnya demokrasi berbasis pemilu juga disoroti oleh Presiden Joko Widodo dalam pidato kenegaraan pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun lalu. Beliau menekankan bahwa pemilu merupakan sarana untuk menentukan masa depan negara dan memastikan bahwa kehendak rakyat menjadi landasan utama dalam pembangunan bangsa.
Namun, meskipun demokrasi berbasis pemilu telah membawa banyak manfaat bagi Indonesia, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah penyebaran informasi yang tidak benar atau hoaks yang dapat mempengaruhi opini publik dan hasil pemilu.
Untuk itu, penting bagi semua pihak, termasuk pemerintah, lembaga pemilihan umum, partai politik, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam memastikan bahwa pemilu berjalan dengan lancar dan adil. Demokrasi berbasis pemilu membutuhkan komitmen dan partisipasi aktif dari semua pihak untuk menjaga fondasi kebangkitan bangsa ini agar tetap kuat dan berkembang.