Kisah sukses dan tantangan Pemilu 2004 di Indonesia memang menjadi catatan penting dalam sejarah demokrasi tanah air. Pemilihan umum yang diadakan pada tahun 2004 ini menjadi tonggak bersejarah dalam proses demokratisasi Indonesia.
Salah satu kisah sukses Pemilu 2004 adalah tingkat partisipasi pemilih yang cukup tinggi. Menurut Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini, partisipasi pemilih pada Pemilu 2004 mencapai 81,93 persen. Hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat Indonesia dalam berpartisipasi dalam pemilihan umum.
Namun, di balik kisah sukses tersebut, terdapat berbagai tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan Pemilu 2004. Salah satu tantangan utama adalah adanya kecurangan dalam proses pemungutan suara. Menurut peneliti dari Puskapol UI, Burhanuddin Muhtadi, kecurangan dalam Pemilu 2004 terjadi dalam bentuk money politics dan politik identitas.
Tantangan lainnya adalah terkait dengan keterlibatan aparat keamanan dalam proses pemungutan suara. Menurut Koordinator KontraS, Haris Azhar, adanya intimidasi dan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan pada Pemilu 2004 telah merugikan proses demokrasi.
Meskipun demikian, Pemilu 2004 tetap dianggap sebagai tonggak penting dalam sejarah demokrasi Indonesia. Mantan Ketua KPU, Nazaruddin Syamsuddin, menyatakan bahwa Pemilu 2004 telah memberikan pelajaran berharga bagi penyelenggaraan pemilu di Indonesia. “Kita harus belajar dari pengalaman Pemilu 2004 untuk terus meningkatkan kualitas demokrasi di Indonesia,” ujarnya.
Dengan demikian, kisah sukses dan tantangan Pemilu 2004 di Indonesia menjadi cerminan dari perjuangan dan komitmen untuk memperkuat demokrasi di tanah air. Melalui evaluasi dan pembelajaran dari pengalaman tersebut, diharapkan pemilu di masa depan dapat semakin transparan, adil, dan berkualitas.